List Pertanyaan Wajib :
- Bagaimana pemahaman konsep menutut bapak?
- Bagaimana pemahaman arti konsep menutut bapak?
- Bagaimana cara atau strategi bapak untuk mewujudkan ide dan konsep dalam setiap karya-karya bapak?
- Bagaimanakah ukuran suatu ide untuk mewujudkan ide dan konsep dianggap bernilai baik, dilihat dari idealism dan bisnis?
- Bagaimana pendapat bapak tentang dunia ide dalam industry kreatif (dunia penciptaan) di Indonesia?
List Pertanyaan Interviewer :
- pernah ga sih om, dalam perjalanan hidup om tidak menemukan Ide?
- 2. om Julian sering bilang kalau fotografi itu seni melihat bukan memotret. Maksud dari kata-kata itu sebenarnya apa?
- : om, jika sedang memotret untuk foto jurnalistik, pasti banyak fotografer. Dan om pernah bilang kalau foto om Julian tidak mau sama dengan fotografer lain, bagaimana om cara untuk seperti itu?
- 4. sekarang kan om Julian jadi editor, tapi masih sering om motret?
- om kalau konsep atau ide itu apa selalu di dapat dari lapangan atau dari rumah?
- kalau menurut om Julian, kita harus dapat ide itu dari mana?
- tapi om, kalau di dunia jurnalistik itu kan harus rill, harus nyata. Harus menggambarkan apa yang ada, tapi seberapa pentingkah konsep dalam foto jurnalistik?
- pernah ga sih om, di tempat lokasi tapi ga sesuai sama yang kita bayangkan ?
- saya pernah lihat juga foto om Julian yang orang menabrak seekor anjing, nah pada saat kejadian, om harus sudah siap dengan kamera. Itu bagaimana om?
- 10. ada ga sih om perbedaan model foto atau dari hasil jaman sekarang dan dahulu?
INTERVIEW
Q : Apa yang di maksud dengan ide?
A : Ide itu adalah sebuah gagasan, ya gagasan yang kita dapat dari pengalaman kita dan pengetahuan.
Q : bagaimana untuk mewujudkan ide, dalam setiap karya-karya om Julian ?
A : karena saya sekarang bekerja sebagai editor, maka gagasan –gagasan itu bisa timbul dari segala yang sifatnya visual. Saya penonton film, saya memperhatikan iklan visual yang jelek maupun yang bagus, saya memperhatikan foto komersial, saya memperhatikan foto seni, saya memperhatikan foto-foto berita yang di lakukan oleh orang lain. Jadi segala sesuatu yang sifatnya visual akan saya perhatikan. Bahkan tempat yang bagus akan saya masukan dalam memori, suatu saat itu akan menjadi inspirasi untuk menuangkan ide.
Q : pernah ga sih om, dalam perjalanan hidup om tidak menemukan Ide?
A : ohh sering, Itu biasanya terjebak dalam rutinitas, rutunitas terus biasanya kita stuck biasanya saya ambil cuti sebentar, saya ga mau mikirkan hal hal yang sifatnya pekerjaaan, saya santai sesantai santainya, say abaca juga ga mau yang berat-berat serba ringan. Ya recharge saya kembali ke kerjaan sudah segar.
Q : om Julian sering bilang kalau fotografi itu seni melihat bukan memotret. Maksud dari kata-kata itu sebenarnya apa?
A : jadi sebenarnya orang yang tidak terlalu seni memotet dan pengalaman teknhnisnya ga sedalam kita juga sebenarnya bisa mendapatkan foto yang baik juga mereka mengerti kalau mereka mngerti apa yang mereka lihat dan mereka mengerti apa yang dia rekam.sekarang ini banyak yang pengalamn teknisnya tinggi tapi seni melihatnya ga ada, dia tidak tahu apa yang mereka lihat. Foto itu seni melihat, melihat sesuatu, ohh ini bagus ya direkam.
Q : ada ga sih om perbedaan model foto atau dari hasil jaman sekarang dan dahulu?
A : ya harusnya dengan perkembangan digital fotografi mengalami refolusi, sekarang fotografer ga disebut fotografer aja tapi bergeser kearah pixel artis maupun multimedia.jadi saya piker terjadi pergeseran besar di dunia fotografi sejak kita mengenal digital. Tapi kalau kita di dunia jurnalistik ga ada perubahan apa-apa, karena kita ga boleh mengubah gambar, tapi yang kita alami adalah sekarang semakin cepat dan memudahkan kita untuk bekerja. Tapi untuk hasil saya piker sama, mungkin di genre genre fotografi lain terjadi perubahan pesat, tapi kalo di kita ga ada perubahan.
Q : om, jika sedang memotret untuk foto jurnalistik, pasti banyak fotografer. Dan om pernah bilang kalau foto om Julian tidak mau sama dengan fotografer lain, bagaimana om cara untuk seperti itu?
A : ya itu semacam gambling, kalo dapet saya dapet yang beda, kalo ga dapet ya udah ga dapet sama sekali. Tapi umumnya kita ambil dulu dari posisi yang aman, paling ga kita punya. Baru setelah itu kita pindah dan eksplor lagi. Tapi paling ga pegang dulu satu yang aman, dan yang aman ini biasanya hasilnya jelek ya maksudnya biasa, tapi kita udah punya. Biasanya saya pindah angle, saya ga pernah masuk dalam kerumunan atau saya tunggu sesudah kerumunan biasanya ada hal lain yang terjadi.
Q : sekarang kan om Julian jadi editor, tapi masih sering om motret?
A : udah agak jarang ya, paling sekali sekali saya kemaen ke flores dan saya motret di situ dan saya kasih untuk kompas minggu, tapi bisa dibilang itu jarang sekali ya.
Q : om kalau konsep atau ide itu apa selalu di dapat dari lapangan atau dari rumah?
A : ohh semua itu luas sekali ya, dari pengalaman, pengetahuan dan macem-macem, jadi ga bisa di katakana dari rumah atau dari mana. Itu udah terisi setiap hari. Dari melihat, memperhatikan, nanti itu yang terbawa ke gagasan kita.
Q : menurut om Julian di Indonesia itu dunia ide dalam indrusti kreatif bagaimana?
A : belum maju ya, kita lihat video clip, produser video clip kita selalu berkata bahwa mereka dananya ga besar. Tapi saya perhatikan banyak sekali vide clip yang dibuat di luar dengan dana yang kecil tapi dengan gagasan ada dan idenya ada ya bagus. Seperti chemical brother, dia bikin lagu dengan tempo dan untuk mengikuti temponya dia ambil kereta jalan tapi dari dalam jendela, dan itu di samain sama temponya. Padahal itu hanya gambar kereta jalan dan disamakan dengan temponya. Tapi mungkin juga ada ketakutan seperti jadi ga laku ya, jadi mau gagasan yang berani tapi takut ga laku. Tapi menurut saya sih kalo orang udah punya nama ya harus berani bikin gagasan baru. Masih sedikit gagasan, kemarin saya jadi juri lomba foto jurnalistik pewarta foto, juga masih belum ada yang baru gagasannya. Kita miskin gagasan.
Q : kalau menurut om Julian, kita harus dapat ide itu dari mana?
A : sebenarnya keberanian ya, sebenarnya banyak yang bisa dikembangkan. Keberanian untuk mencoba lah. Saya piker kira agak pengecut buat sesuatu yang baru. Dibidang apapun itu masih blom bisa mengeksplor baik di bidang fotografi, video clip, perfilman. Saya ga bicara seni lukis ya. Tapi dalam seni-seeni terapan dan dunia visual ya saya perhatikan tu belum berani.
Q: tapi om, kalau di dunia jurnalistik itu kan harus rill, harus nyata. Harus menggambarkan apa yang ada, tapi seberapa pentingkah konsep dalam foto jurnalistik?
A : wah, penting sekali ya. Kan ada gambar-gambar atau peristiwa yang terjadi serta merta yang kita kenal dengan nama spot news, kita udah ga bisa apa-apa. Tapi untuk satu berita yang bisa di rancang kan penting untuk konsep pengambilan gambar. Waktu iitu saya dikasih penugasan utuk mengambil penumpang diatas kereta. Itu saya mempelajari, saya kumpulkan bahan semua rata-rata dari bawah, terus ada yang mengambil dari jembatan dan ini yang paling sering dengan latar belakang kota Jakarta. Saya berpikir salah satu cara untuk mendapat foto yang lain adalah saya naik. Tapi kan sampai diatas berkembang lagi. Jadi sebelum melakukan eksekusi sudah dijejali dengan konsep tinggal dicari jalan keluarnya.
Q : pernah ga sih om, di tempat lokasi tapi ga sesuai sama yang kita bayangkan ?
A : ohh sering, kita kreatif dong. Harus punya plan A plan B..
Q : saya pernah lihat juga foto om Julian yang orang menabrak seekor anjing, nah pada saat kejadian, om harus sudah siap dengan kamera. Itu bagaimana om?
A : ya saat itu, kamera ada di dekat kita ya. Waktu itu saya masih muda jadi energinya masih penuh ya.
Q : mungkin itu ya om yang di namakan split second split moment?
A : iya.. jadi kamera itu Cuma mandi aja ga sama kita, tapi kita makan, tidur aja di sebelah tempat tidur. Jadi pada saat kejadian, kita bisa langsung memotret.
Dari hasil wawancara bersama Julian Sihombing yang dilakukan di Ruang Redaksi kompas pada hari Kamis, 23 Juni 2011, ia mengungkapkan bahwa banyak sekali ide dan konsep yang bisa di eksplor lagi oleh masyarakat atau author di Indonesia, namun masyarakat Indonesia masih kurang berani untuk melakukan hal tersebut. Julian Sihombing (Fotografer) yang sekarang lebih sering bekerja sebagai Editor Foto di Kompas ini juga mengatakan bahwa di Indonesia ini masih sedikit sekali gagasan baru yang muncul dari pencipta sebuah karya.
Sama seperti yang lain, Julian Sihombing juga sering merasakan tidak memiliki ide atau konsep untuk memotret, dan ia lebih memilih untuk keluar dari rutinitas dan mencoba berlibur untuk merefresh pikiran sehingga ide dan konsep dapat lagi tertuang dalam setiap karya yang ia buat. Ia juga mengakui gagasan yang timbul atau yang ia dapat juga berasal dari referensi yang sifatnya visual seperti Film, Video Clip bahkan Iklan. Apapun yang ia lihat di dalam kehidupan diakuinya dapat menginspirasi karya-karya yang sudah ia buat.
Julian sihombing juga sering mengatakan bahwa fotografi sebenarnya bukan seni memotret, tapi seni melihat. Di ungkapkan demikian karena menurutnya perkembangan foto digital yang sekarang sudah menjamur hanya memudahkan para fotografer dalam bekerja, namun selebihnya akan diukur dari seni seorang fotografer dalam melihat objek yang akan direkam dengan kamera.